Wednesday, April 20, 2011

rosihan anwar and me

rosihan anwar


kamis, 14 april 2011, pukul 8.15 wib, rs. mmc kuningan, jakarta

may you rest in peace


dikoran pagi yang biasa kubaca, diberitakan rosihan anwar,
seorang wartawan senior dan penulis, telah berpulang pada
usia 88 tahun. sakit jantung dan usia tua telah merobohkan
pertahanannya.

ketika itu, ingatanku melayang..
membaca entah di tabloid apa aku lupa, seorang wartawan
menceritakan pertemanannya dengan rosihan anwar.


beliau ini hebat sekali. ingatannya sangat kuat, dan beliau
bisa menceritakan pengalaman-pengalamannya dengan detail.


perbincangan dengan beliau,

apa yang bisa membuat seorang rosihan anwar mempunyai daya
ingat yang begitu kuat? sedangkan usia sudah bisa dibilang
lanjut?


jawabannya sungguh mencengangkan.

beliau ini bisa tidak pikun karena dari dulu rajin membaca.
selain rajin membaca juga rajin menulis. dan ini dia
kuncinya, menulisnya harus menggunakan mesin ketik.


ya. mesin ketik.

bunyi mesin ketik yang cukup berisik itu telah menuntun
pikiran beliau untuk tetap fokus dan jernih. sehingga kata
demi kata meluncur dari pemikirannya.
menghasilkan tulisan yang menarik, padat, enak dibaca.


srett... srettt..
tik..tik...tik..tik..
ting !!

srett... srettt..
tik..tik...tik..tik..
ting !!


ouch..

membacanya, malu sekali. hari gini saja aku merasa udah mulai
pikun. mungkin juga harus minum ginko biloba untuk menguatkan
daya ingat. sedikit-sedikit harus mencatat sesuatu entah di
kertas, di notepad, di hape dll.
memang benar, menulis di komputer seperti sekarang ini memang
bisa membuat ngantuk. tapi dengan mendengarkan musik bisa
menghilangkan kantuk, tapi sekaligus ada kelemahannya, karena
musik juga mengusir konsentrasi saat menulis. belum lagi
godaan untuk menengok jendela-jendela disebelah.

wow.

sulit membayangkan, bagaimana seandainya bila saat ini aku
pakai mesin ketik. entah berapa puluh kali harus
meremas-remas halaman demi halaman kertas dan melemparkannya
ketempat sampah, hanya untuk menulis sebuah posting di blog
ini.

tentu saja, itu adalah cara. tiap orang punya pilihan
masing-masing yang sesuai dengan kemampuannya.
atas nama kemampuan menulis yang belum canggih, kepraktisan,
dan meminimalkan penggunaan kertas, aku memilih menggunakan
teknologi modern ini.

yang pasti, sejak membaca tulisan tentang rosihan anwar itu.
jelas sekali niatku untuk mencontohnya.
usahaku jelas. lebih keras pada diri sendiri untuk lebih
banyak membaca dan menulis.


aku membayangkan dan menginginkan pada usia lanjut nanti,
aku belum pikun, masih senang membaca, dan masih senang
menulis.



amien.

0 comments: